Kelahiran dan Perlawanan Bikini, Apa Relasinya dengan Bom Atom?

Manusia selalu punya nama untuk segala sesuatu. Banyak nama tak punya argumentasi kelahirannya. Tetapi semua nama punya kisah di baliknya.

Bikini. Itu nama model pakaian renang dua potong: bawah berbentuk segitiga penutup daerah organ kelamin; atas sebagai penutup penampakan luar otot kemasan kelenjar susu (mamma atau payudara).

Bikini harus sangat minim, aslinya terbuat dari kain 30 inci.

Ya. Hanya 30 inci. Jika lebih lebar dari itu, sekalipun masih bermodel sama, ia bukan Bikini melainkan Atome. Itu jika kita mau konsisten pada sejarah.

Hmmm, Bikini, Atome, Bom Atom. Soal apa ini?

Outfit hemat kain kaum perempuan untuk renang, olahraga air, atau leye-leye di pantai dan tepi kolam sudah lewati suka duka sejarah yang panjang.

Di negara-negara Barat, kaum perempuan baru boleh menampakkan diri di pantai umum pada awal abad 20. Tetapi mereka dibatasi aturan ketat berpakaian: celana pantalon -tertutup hingga mata kaki- dipadukan atasan berlapis agar tidak nyetak lekuk tubuh.

Adalah Annette Kellerman, juara renang dan bintang film yang dianggap mempelopori pemberontakan, meruntuhkan kekangan itu. Pada 1907, Kellerman yang ketika itu baru menginjak usia 21, tampil di pantai dengan pakaian renang terusan, one-piece bathing suit.

Sebenarnya pakaian renang Kellerman tidak terbuka, tampak seperti pakaian gulat. Bagian tanpa penutup hanya lengan (hingga sebatas bahu) dan tungkai kaki hingga separuh bagian paha. Yang bikin heboh tampaknya karena pakaian renang Kellerman body-fit, menempel ketat pada tubuh.

Aksi Kellerman memicu keberanian lebih banyak perempuan. Di pihak lain, negara yang menjalankan perannya sebagai instrumen pemaksa kepentingan ‘masyarakat lelaki dan konservatif’ memenjarakan para perempuan itu. Mereka dijerat pasal pidana mempertontonkan hal tidak senonoh, ‘indecent exposure‘.

Tetapi para perempuan sudah kembangkan layar, perahu harus terus berlayar. Negara dan masyarakat akhirnya terpukul mundur. Pada 1915, pakaian renang terusan yang mirip baju gulat sudah jamak dikenakan perempuan di pantai.

Pararel dengan single-piece swimsuit, pada 1913  Carl Janzten memperkenalkan two-piece bathing costume untuk dikenakan atlit perempuan dalam Olimpiade. Itu 13 tahun setelah perempuan diizinkan ikut serta dalam even olahraga terbesar dunia tersebut.

Pakaian renang dua potong rancangan Carl Janzten lebih konservatif dibandingkan baru terusan  Annette Kellerman. Sepotong celana menyerupai celana bersepeda dan atasan kaos oblong.

Perang dan Revolusi Pakaian Renang

Perang selalu berdampak kelangkaan barang-barang, termasuk kain untuk menjahit pakaian. Kelangkaan kain selama Perang Dunia II mendorong -dan memberi alasan- model pakaian renang  two-piece dengan celana yang lebih pendek dan memperlihatkan sedikit bagian kulit perut.

Pasca-Perang Dunia II, industri tumbuh dengan penuh gairah, termasuk industri pakaian renang. Para desainer menjadi lebih gencar merancang model baru dan memasarkannya lewat iklan, terutama melalui foto pin-up girls.

Bau mesiu belum sungguh lenyap dari medan pertempuran di Eropa, Asia, dan Pasifik ketika (1946) perancang asal Paris, Jacques Heim, memperkenalkan pakaian renang dua potong yang ia klaim sebgai pakaian renang terkecil. Ia menamainnya Atome.

Atome terdiri dari atasan berupa bra dan bawahan berupa kancut emak-emak. Maksud saya kancut yang masih menutupi bukit bokong dan sisi pinggul.

Setahun setelah Atome diluncurkan, perancang Prancis lain –yang juga seorang insinyur — Louis Rard,  meluncurkan model pakaian renang yang ‘lebih kecil dari yang terkecil’. Model rancangan Reard terdiri dari sepotong kancut sangat kecil, hampir menyerupai G-string, dan bra sebagai atasannya.

Saat itu Reard mungkin mengalami sedikit kendala dalam proses kreatif menciptakan nama bagi rancangannya. Apa nama yang pas untuk menegaskan lebih kecil dari Atome buatan Heim?

Mungkin fisika Reard masih Daltonian. Mungkin tidak ada yang pernah memberitahukan kalau separuh abad lampau Thomson menemukan elektron.

Jadi ya begitu deh. Entah bagaimana ceritanya, Reard mengingat peristiwa uji coba bom atom Amerika Serikat setahun sebelumnya di Atol Bikini. Jadilah Bikini nama dagang bagi model pakaian renang Reard.

Reard juga sempat kesulitan menemukan gadis model yang bersedia menjadi pin-girl Bikini. Untunglah,  ia akhirnya bertemu Micheline Bernardini, penari erotis. Maka pada 5 Juli 1947, Bikini diperkenalkan kepada publik. Itu berarti tepat 73 tahun lalu.

Atome rancangan Jacques Heim, 1946 (kiri) dan Bikini rancangan Louis Rard , 1947 (kanan) [Elle.com]

Pro-Kontra Bikini

Bikini tidak langsung diterima begitu saja. Sepanjang 1950an, Bikini dilarang di negara-negara Katolik dan di pantai-pantai di Eropa dan Mediterania. Bikini juga dilarang dikenakan dalam ajang kontes kecantikan Miss World dan beragam kontes serupa.

Tetapi Bikini tidak terbendung lagi, terutama ketika sejumlah pesohor, seperti  Brigitte Bardot secara aktraktif menggunakan Bikini selama masa liburannya di Cannes dan sejumlah pantai lain di Selatan Prancis.

Aksi Bardot segera diikuti artis-artis Hollywood seperti Marilyn Monroe dan Esther Williams.

Sambutan selebriti papan atas Hollywood tidak lantas meredakan kecaman terhadap Bikini. Majalah-majalah mode bahkan bersikap negatif.

Pada 1957, majalah mode terkemuka, Modern Girl menyatakan, “Gak usah rempong dengan Bikini. Nanti juga lenyap sendiri sebab gadis-gadis yang bijaksana dan sopan gak mungkin mau pakai itu.”

Bikini baru menemukan momentum kemenangannya pada 1960an. Milestone-nya pada 1963, yaitu perilisan lagu Brian Hyland, “Itsy Bitsy Teenie Weenie Yellow Polkadot Bikini” dan adegan dalam film James Bond, Ursula Andress muncul dari pantai mengenakan bikini putih. Sejak itu Bikini berangsur-angsur merebut tempat dalam kebudayaan pop.

Masuk era 1990an muncul gelombang balik perlawanan terhadap Bikini. Aktivis feminis menuding bikini medium objektivikasi perempuan. Sementara kalangan perempuan atlet menyatakan tidak nyaman terlibat dalam even olahraga menggunakan bikini, menilainya ofensif dan tidak menghormati perempuan.

Di Indonesia bikini selalu menjadi persoalan.

Di negeri ini, musuh orang-orang saleh bukanlah korupsi, pemerkosaan, perampasan tanah rakyat, praktik pengupahan murah, dan bentuk-bentuk kejahatan lainnya. Musuh utama orang saleh negeri ini dalah kaos bergambar palu arit dan bikini.

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana gonjang-ganjing di Monas andai ada selebriti mengunggah di Instagram, foto diri mengenakan bikini bergambar palu arit.

Heeeh.

Seperti halnya tubuh perempuan, Bikini adalah medan perang. Dukungan dan tentangan terhadapnya merupakan pertarungan antara kehendak perempuan untuk memutuskan sendiri apa yang pantas mereka kenakan, melawan industri yang mencoba mengatur semua hal, plus masyarakat konservatif yang menempatkan perempuan dan segala atributnya sebagai asal-muasal dosa.

Selamat harlah Bikini ke-73.***

Catatan dan Sitasi:

  1. CBS News. “The history of the bikini “.
  2. Elle. “The History Of The Bikini“.
  3. Time. “The History of the Bikini“.
  4. The Good Trade. “The Scandalous History Of The Bikini“.
  5. History. “Bikini introduced“.


You cannot copy content of this page.

If you need copy of the content, please contact me at gegehormat@gmail.com.