Summary
- Dharma Satya Nusantara Tbk, dengan kode emiten DSNG, memiliki tiga lini bisnis yaitu kelapa sawit, produk kayu, dan energi terbarukan, dengan proporsi kontribusi masing-masing terhadap pendapatan DSNG sebesar 87%, 11,4%, dan 1,8%.
- Keunggulan DSNG adalah bisnis yang terintgrasi (dari hulu hingga ke produk akhir, bahkan memanfaatkan limbah bisnis utama sebagai produk baru), ramah lingkungan, dan pemberdayaan petani atau komunitas sebagai mitra pemasok bahan baku.
- Pada 2024, margin laba bersih DSNG sebesar 11,29%, dengan Return of Asset (ROA) 6,95% dan Return of Equity (ROE) 12,97%. Keuangan Perusahaan tergolong likuid dengan Quick Ratio 0,37, Current Ratio 1,15, dan rasio utang bersih terhadap total asset 32,3%. Nilai Perusahaan terhadap Ebitda (EV/Ebitda) 4,1x per Desember 2024.
BISNIS
Bisnis Produk Kayu
Didirikan pada tanggal 29 September 1980, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) awalnya bergerak dalam industri kayu. Usaha ini tetap dipertahankan sekalipun sejak merambah bisnis sawit, usaha kayu bukan lagi menjadi sumber utama pendapatan DSN.
Perusahaan menawarkan berbagai macam produk, termasuk barecore, berbagai produk panel seperti blockboard dan plywood, serta solusi lantai rekayasa. Produk-produk ini melayani pasar domestik dan internasional. TEKA adalah brand andalan DSNG untuk produk lantai kayu keras rekayasa yang telah mendapatkan pengakuan internasional.
Salah satu hal yang saya suka dari bisnis produk kayu DSNG adalah inovasinya dalam menjaga keberlanjutan sumber bahan baku. Ini merupakan salah satu aspek kunci bisnis produk kayunya. Alih-alih mengandalkan hutan industri, DSNG justru membina hutan-hutan komunitas yang menjadi sumber pasokan berkelanjutan sengon laut (Paraserianthes falcataria), bahan baku produk-produknya. Di mulai sejak 1988 oleh kekhawatiran akan menipisnya bahan baku kayu, DSNG mempelopori kemitraan dengan komunitas dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur untuk pengembangan hutan komunitas.
Komitmen DSNG terhadap kualitas dan tanggung jawab lingkungan dalam segmen produk kayunya dibuktikan dengan peroleh berbagai sertifikasi internasional, antara lain sertifikasi California Air Resources Board (CARB), tanda CE yang menunjukkan kesesuaian dengan standar kesehatan, keselamatan, dan perlindungan lingkungan Eropa, sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) Indonesia, Japan Agriculture Standard (JAS), Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC), dan sertifikasi Forest Stewardship Council (FSC).
Selama beberapa dekade berikutnya, bisnis produk kayu berkembang menjadi operasi terintegrasi, memproduksi berbagai produk berkualitas tinggi khusus untuk pasar ekspor. Evolusi ini melibatkan pembangunan pabrik terintegrasi yang mampu memproduksi produk panel dan lantai rekayasa, memperkuat posisi DSNG sebagai pelopor di sektor pengolahan kayu Indonesia. DSNG mengoperasikan fasilitas produksi terintegrasi yang berlokasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, memastikan kontrol kualitas dan efisiensi operasional.
Bisnis Kelapa Sawit
Pada tahun 1997, DSNG melakukan diversifikasi strategis dengan memasuki industri kelapa sawit di Kalimantan Timur. Langkah ini didorong oleh meningkatnya permintaan global akan minyak sawit dan turunannya di pasar minyak goreng. Dimulai dengan pengembangan PT Swakarsa Sinarsentosa dan selanjutnya berkembang melalui anak perusahaan lain seperti PT Dharma Intisawit Nugraha dan PT Dharma Agrotama Nusantara, segmen kelapa sawit telah tumbuh menjadi kontributor dominan terhadap pendapatan perusahaan, menyumbang lebih dari 80%. Ekspansi ini menggarisbawahi kemampuan adaptasi DSNG dan kemampuannya untuk memanfaatkan peluang pasar yang terus berkembang.
Pada akhir tahun 2023, divisi kelapa sawit DSNG mencakup area tanam yang substansial seluas 110.700 hektar, dengan 104.100 hektar di antaranya diklasifikasikan sebagai tanaman menghasilkan, menunjukkan kapasitas produksi yang cukup besar. Usia rata-rata perkebunan yang menghasilkan ini adalah 14,3 tahun, menunjukkan periode hasil yang stabil dan berpotensi tinggi. Kapasitas pengolahan total perusahaan saat ini mencapai 675 ton per jam, mencerminkan skala operasi yang besar. Produk utama DSNG dalam segmen ini meliputi minyak sawit mentah (CPO), inti sawit (PK), dan minyak inti sawit (PKO), yang melayani berbagai aplikasi hilir dalam industri makanan, kosmetik, dan biofuel.
Karakteristik utama bisnis kelapa sawit DSNG adalah penekanannya yang kuat pada praktik produksi berkelanjutan. Komitmen ini ditunjukkan melalui keanggotaannya dalam Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Perusahaan telah menetapkan target ambisius untuk sertifikasi RSPO, yang bertujuan untuk sertifikasi 100% perkebunan dan pabriknya pada tahun 2024 dan memperluas komitmen ini untuk mencakup petani kecil pada tahun 2025.
Perusahaan telah menetapkan kebijakan Tanpa Deforestasi, Tanpa Gambut, dan Tanpa Eksploitasi (NDPE), menggarisbawahi dedikasinya terhadap pengelolaan lahan dan hak asasi manusia yang bertanggung jawab. DSNG bertujuan untuk sepenuhnya mengimplementasikan kebijakan NDPE ini di seluruh rantai pasoknya pada tahun 2025. Perlindungan hutan merupakan prioritas utama, dengan inisiatif yang berfokus pada pelestarian ekosistem penting di dalam kawasan hutan melalui upaya konservasi aktif.
Pada tahun 2023, DSNG telah mencapai 99,28% keterlacakan rantai pasokan minyak sawitnya hingga tingkat perkebunan, menggarisbawahi dedikasinya terhadap transparansi dan sumber yang bertanggung jawab. Fokus pada keberlanjutan ini tidak hanya sejalan dengan praktik terbaik global tetapi juga meningkatkan akses DSNG ke pasar internasional yang semakin menuntut komoditas yang diproduksi secara berkelanjutan.
Bisnis Energi Terbarukan
DSNG kembali menunjukkan kemampuannya beradaptasi dengan tuntutan zaman dengan terjun ke industri energi terbarukan. Pada September 2020, perusahaan mengoperasikan Pabrik BioCNG pertamanya di Indonesia. Pabrik ini memanfaatkan limbah cair pabrik kelapa sawit (POME), produk sampingan dari proses produksi kelapa sawit, untuk menghasilkan biogas, yang kemudian dikompresi menjadi BioCNG. Inisiatif ini tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga berkontribusi pada ekonomi sirkular dengan mengubah potensi beban lingkungan menjadi sumber energi terbarukan yang berharga.
Kapasitas pabrik BioCNG DSNG terdiri dari dua unit: Pabrik 1, yang beroperasi sejak 2021 dengan kapasitas 2×600 kW dan 280 Nm3/jam, dan Pabrik 2, yang mulai beroperasi pada 2023 dengan kapasitas 2×850 kW dan 540 Nm3/jam . Total kapasitas produksi BioCNG dari kedua pabrik mencapai 850 m3 per jam.
Dalam merealisasikan proyek ini, DSNG bermitra dengan Raja Gas Kharisma (RGK), sebuah perusahaan terafiliasi dari PT. Raja Rafa Samudra (RRS), yang bertanggung jawab atas desain dan konstruksi kedua pabrik BioCNG tersebut.
Inisiatif BioCNG ini memberikan sejumlah manfaat lingkungan yang signifikan. Proses ini mengurangi emisi metana dari POME, yang merupakan gas rumah kaca yang kuat. Selain itu, penggunaan BioCNG mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti diesel, sehingga menurunkan jejak karbon perusahaan.
Secara konkret, inisiatif ini telah menghasilkan pengurangan emisi CO2 yang setara dengan penanaman lebih dari 800.000 pohon atau menghilangkan ribuan mobil dari jalan. Pemanfaatan BioCNG juga secara tidak langsung meningkatkan pengolahan air limbah dan kualitas air dengan mengurangi Biological Oxygen Demand (BOD). Antara tahun 2021 dan 2023, program BioCNG DSNG berhasil menghemat lebih dari 5,2 juta liter bahan bakar fosil.. Hanya dari Pabrik 1 saja, pengurangan emisi gas rumah kaca mencapai sekitar 50.000 ton CO2 per tahun. Sejak awal pengembangan program pada tahun 2020, total pengurangan emisi CO2 diperkirakan mencapai sekitar 10.003 tCO2e. Pengujian BioCNG pada 21 truk pada tahun 2023 juga berkontribusi pada pengurangan emisi CO2 sebesar 184,09 ton, dan inisiatif ini membantu mengurangi konsumsi bahan bakar diesel untuk pembangkit listrik sebesar 1,99 juta liter pada tahun yang sama.
Selain memproduksi BioCNG, DSNG juga mengembangkan produk energi alternatif biomassa dari limbah sawit dan kayu. Pada 2023, berhasil melakukan penjualan cangkang kelapa sawit sebagai biomasa pembangkit tenaga listrikdi Jepang.
Kerjasama ini berlanjut dengan kemitraan strategis antara PT Dharma Energi Investama, anak usaha DSNG dengan Sumitomo Forestry dalam rupa pendirian perusahaan patungan bernama PT Biomassa Lestari Nusantara (BLN). Kerjasama ini bertujuan untuk membangun pabrik manufaktur pelet kayu (wood pellet) di Boyolali, Jawa Tengah.
Pabrik ini, yang berlokasi di Desa Ngadirojo, Kecamatan Gladagsari, Boyolali, memiliki kapasitas produksi sebesar 60 ribu ton per tahun. Dengan modal dasar perusahaan patungan sebesar Rp90 miliar atau setara dengan USD6 juta, komposisi kepemilikan saham adalah 51% oleh PT Dharma Energi Investama dan 49% oleh PT Sumitomo Forestry Indonesia, anak perusahaan Sumitomo Forestry Co. Ltd.
Kerjasama ini merupakan langkah strategis DSNG dalam menerapkan kebijakan keberlanjutan (sustainability) dengan memanfaatkan limbah kayu dari industri kayu menjadi produk bernilai ekonomis. Pabrik pelet kayu ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar biomassa yang ramah lingkungan, terutama untuk pasar ekspor Jepang.
Pabrik wood pellet ini menjadi yang pertama beroperasi di Boyolali dan sekitarnya, serta diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung kebutuhan energi yang berkelanjutan, maupun penggerak roda perekonomian masyarakat setempat karena 100% bahan baku berasal dari masyarakat lokal Boyolali dan sekitarnya.
Dalam tahap ini, pabrik telah melaksanakan uji coba operasional (commissioning) dan direncanakan akan segera beroperasi secara komersial dalam waktu dekat.
Dengan mengoptimalkan potensi kayu, Sumitomo Forestry memiliki tujuan untuk melakukan dekarbonisasi melalui WOOD CYCLE, yaitu sebuah sirkulasi rantai nilai kayu di sektor kehutanan, manufaktur kayu, dan konstruksi bangunan. Proyek ini mendukung pemanfaatan kayu secara berkelanjutan dan bertahap, sekaligus menyediakan solusi energi yang ramah lingkungan.